Friday, October 19, 2012
Adakan Pameran, Seniman Bunuh 9 Ribu Kupu-Kupu
Damien Hirst (Foto: Telegraph)
Kodratnya manusia sebagai penguasa dunia adalah untuk memelihara agar tetap lestari sampai ke anak cucu dengan memberi rahmat kasih sayang kepada se isi alam ini. Kalau ada alasan kreatifitas manusia namun caranya dengan merusak alam tentu kurang bijaksana dan janganlah ditiru. Seperti yang terjadi di London, Seniman eksentrik Inggris Damien
Hirst dikenal kerap membuat pameran yang mengundang kontroversi. Kali
ini dia memulai pameran baru yang menggunakan kupu-kup sebagai media
kreasinya.
Dalam pameran senin instalasi yang berjudul "In and Out of Love" di galeri seni Tate, Hirst mengisi sebuah kotak tanpa jendela dengan kupu-kupu. Pameran itu sudah selesai, tetapi kritikan datang bermunculan.
Para pecinta seni memang menyukainya. Tetapi hal berbeda dengan para aktivis pecinta hewan yang merasa muak dengan ulah Hirst. Karya seni Hirst dianggap sebagai ladang pembantaian bagi sekira 9.000 kupu-kupu, selama 23 pekan pameran itu berlangsung.
Sekira 400 kupu-kupu harus diganti setiap pekannya, karena binatang itu tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan buatan Hirst. Menurut laporan, Hirst menggunakan kupu-kupu yang habitatnya berada di wilayah tropis yang biasanya hanya bisa bertahan sembilan bulan di alam liar. Demikian diberitakan Telegraph, dan okezone Kamis (18/10/2012).
Menurut lembaga pecinta hewan (PETA), kupu-kupu adalah bagian indah dari alam dan sudah sepatutnya mereka bisa dibiarkan bebas di alam liar. Sementara pihak museum membela diri atas pameran ini. Mereka mengatakan, kupu-kupu itu dipilih dari berbagai wilayah yang diketahui dan habitatnya di ruang pameran pun disesuaikan.
Hirst memang dikenal sebagai seniman Inggris yang kerap menggunakan hewan sebagai medianya. Dia sempat menampilkan seekor hiu yang ditenggelamkan dalam air keras untuk diawetkan.
Dalam pameran senin instalasi yang berjudul "In and Out of Love" di galeri seni Tate, Hirst mengisi sebuah kotak tanpa jendela dengan kupu-kupu. Pameran itu sudah selesai, tetapi kritikan datang bermunculan.
Para pecinta seni memang menyukainya. Tetapi hal berbeda dengan para aktivis pecinta hewan yang merasa muak dengan ulah Hirst. Karya seni Hirst dianggap sebagai ladang pembantaian bagi sekira 9.000 kupu-kupu, selama 23 pekan pameran itu berlangsung.
Sekira 400 kupu-kupu harus diganti setiap pekannya, karena binatang itu tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan buatan Hirst. Menurut laporan, Hirst menggunakan kupu-kupu yang habitatnya berada di wilayah tropis yang biasanya hanya bisa bertahan sembilan bulan di alam liar. Demikian diberitakan Telegraph, dan okezone Kamis (18/10/2012).
Menurut lembaga pecinta hewan (PETA), kupu-kupu adalah bagian indah dari alam dan sudah sepatutnya mereka bisa dibiarkan bebas di alam liar. Sementara pihak museum membela diri atas pameran ini. Mereka mengatakan, kupu-kupu itu dipilih dari berbagai wilayah yang diketahui dan habitatnya di ruang pameran pun disesuaikan.
Hirst memang dikenal sebagai seniman Inggris yang kerap menggunakan hewan sebagai medianya. Dia sempat menampilkan seekor hiu yang ditenggelamkan dalam air keras untuk diawetkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment