Tuesday, June 5, 2012
Kisah legenda anak durhaka-Malin kundang, yang dikutuk ibunya menjadi butu, begitu populer dan tersohor sampai ke mancanegara. Sisa-sisa cerita legenda itu, kini masih membekas di Pantai Air Manis-Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Bila hanya mendengar cerita tentang keindahan alam dari mulut ke mulut, tentu tak bakalan seru! Sesekali, luangkanlah waktu Anda untuk melihat-lihat keindahan alam di beberapa objek wisata yang ada di Kota Padang.
Selama ini, Kota Padang dikenal banyak memiliki objek wisata yang begitu indah dan mempesona. Misalnya, objek wisata Air Terjun Sikayan Balumuik, di punggung Bukit Barisan-sekitar 17 kilo meter ke arah timur Kota Padang.
Tak hanya itu, di Kota Padang juga ada objek wisata Taman Hutan Raya Bung Hatta, yang terletak 18 kilo meter dari pusat kota. Juga ada Pantai Air Manis, Pantai Carolina, Taman Nirwana, Pantai Pasir Jambak, Pantai Padang dan beberapa objek wisata lainnya.
Dari beberapa objek wisata yang ada itu, disamping bisa menentramkan jiwa yang gundah—keindahan dan pesona yang terpancar dari objek wisatanya, juga diyakini mampu memberikan inspirasi bagi para wisatawan.
Dari beberapa objek wisata itu, yang paling tersohor adalah objek wisata Pantai Air Manis dengan spesifik Batu Malin Kundangnya, serta Pulau Pisang Ketek dan Pulau Pisang Gadang yang hanya berjarak beberapa meter dari bibir Pantai Air Manis.
Sebegitu mengagumkan pesona alam yang terpancar dari objek wisata yang merupakan perpaduan antara pantai dan cerita legenda Malin Kundang ini, rasanya tak ada pengunjung yang mampu menahan hasratnya untuk menikmati keutuhan pesona alamnya. Tak hanya itu, keinginan untuk membenamkan diri berlama-lama di air pantainya, pun segera akan membuncah dari para wisatawan.
Dipantai Air Manis ini, pengunjung juga bisa menyalurkan hasratnya berselancar di atas gulungan ombak (surfing). Selain itu, bagi pengunjung yang memiliki bakat bertualang, sebelumnya dapat menyusuri jalan setapak menuju Pantai Air Manis, yang dimulai dari Gunung Padang di kawasan Muaro.
Bagi yang ingin berwisata sambil mendapatkan cerita kisah legenda anak durhaka-Malin Kundang, dapat menuntaskan hasrat itu di Pantai Air Manis ini. Kisah Malin Kundang itu, dapat disimak dari ukiran relif sepanjang 5 meter yang terdapat di Pantai Air Manis tersebut.
Selain itu, kisah Malin Kundang, juga dapat Anda simak dari mulut penduduk setempat, yang berprofesi sebagai guide. Menurut cerita legenda itu, di Pantai Air Manis tersebut hiduplah seorang perempuan miskin di sebuah kampung nelayan.
Perempuan miskin setengah baya tersebut mempunyai seorang anak lelaki tunggal bernama Malin Kundang. Sedari kecil, Malin Kundang telah ditinggal mati oleh bapaknya. Malin Kundang si anak yatim itu, sehari-hari dirawat dan dibesarkan sang ibu, yang berprofesi mencari kayu api atau menangkap ikan di tepi pantai.
Dengan penuh kasih sayang Malin Kundang dibesarkan ibunya hingga beranjak dewasa! Pada suatu hari, Malin Kundang mengutarakan niat untuk merantau ke negeri seberang kepada ibunya. Kepergiannya itu, dengan maksud hendak merubah nasib hidup dan masa depanya.
Sang ibu tak kuasa menahannya dan melepas anak yang dicintai dengan cucuran air mata. Tinggallah ibunya seorang diri dan berdo’a semoga Malin Kundang berhasil di rantau orang.
Bulan berganti, tahun pun berlalu, terdengarlah berita dari nahkoda yang sering berlabuh di Pantai Air Manis, yang menyatakan Malin Kundang telah menjadi kaya dan mempunyai istri amat cantik di rantau sana.
Alangkah bahaginya ibu Malin Kundang mendengar kabar baik tersebut. Tiap malam sang ibu berdo’a semoga Malin Kundang segera kembali, karena sudah teramat merindukan anaknya tersebut.
Pada suatu hari merapatlah sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di Pantai Air manis. Hati sang ibu sungguh bahagia, karena do’anya di kabulkan Tuhan untuk dapat kembali bertemu anaknya yang telah berpuluh tahun hidup di rantau orang.
Malin Kundang tampak gagah turun dari kapal bersama istri cantiknya. Namun sayang, rasa pongah mulai bertahtata dalam dirinya. Sebegitu angkuhnya ia, Malin Kundang malah tidak mengakui wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya.
Upatan dan cacian pun tak segan-segan dilontarkan Malin Kundang pada ibunya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, ia tak menyangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari, melukai hatinya dan durhaka kepadanya.
Tanpa menghiraukan ibunya yang merintih pedih dan bersimpuh di bibir pantai, Malin Kundang lantas berlalu meninggalkan ibunya itu sembari melangkah menuju kapalnya.
Kapal Malin Kundang pun mulai bergerak meninggalkan sandaran. Sambil meneteskan air mata, sang ibu menatap kapal megah itu dan memanjatkan do’a ; Ya Tuhan, kalau memang Malin Kundang memang anak ku, tunjukanlah kebesaran-Mu kepada ku” ungkap sang ibu penuh isak.
Tak lama kemudian datanglah badai disertai petir dan gelombang laut yang dahsyat. Tak pelak kapal Malin Kundang dihantam gelombang laut yang datang tiba-tiba. Dalam situasi itu, ia masih sempat memanggil nama ibunya. Namun, kebesaran Tuhan telah datang, Malin Kundang si anak durhaka tenggelam bersama kapalnya dan terdampar di tepi Pantai Air manis. Konon karena kutukan ibunya, Malin Kundang bersama istrinya berubah menjadi batu.
Kisah haru dari legenda Malin Kundang itu pun tersohor ke mana-mana, Pantai Air Manis akhirnya menjadi objek wisata yang banyak diminati orang.
Untuk kepuasan pengunjung, kata Kabid Pengembangan Dinas Pariwisata Budaya Kota Padang-Sri Yanti Yazid SE MM. di objek wisata yang hanya berjarak 10 kilo meter dari Kota Padang ini, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, diantaranya ; WC umum, mushala, kios-kios suvenir, medan nan bapaneh dan lainnya.
Bahkan, kata Sri Yanti, karena kawasan Pantai Air Manis ini merupakan objek wisata unggulan dalam menyambut Visit Indonesia Years 2008, dalam tahun ini Pemko Padang akan membangun perkampungan wisata di kawasan Pantai Air Manis tersebut, pada lahan seluas 5 hektar.
http://pandoekoe.blogspot.com/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment